Posisi Tidur yg Baik

Posisi tidur seseorang mulai berubah sejak usia 3 bulan, dimana seseorang sudah mulai dapat bergerak sendiri dan mulai menetap pada usia 7 tahun. Orang dewasa biasanya akan mengalami perubahan posisi saat tidur sebanyak 11 sampai 13 kali tiap malam, dan lebih banyak berbaring dengan posisi miring. Posisi tidur yang baik dan pemilihan matras serta bantal yang tepat merupakan kunci untuk memperoleh kualitas tidur yang baik. Beberapa orang merasa nyaman tidur pada satu posisi, tetapi pada umumnya posisi tidur seseorang cenderung berubah-ubah. Bagaimanapun posisi tidur yang dipilih, setiap orang harus menjaga posisi tubuh agar tetap lurus dan sejajar dengan tulang belakang.

Beberapa Posisi Tidur
  • Posisi miring ke kanan/kiri
  • posisi telentang
  • posisi telungkup


Lalu bagaimanakah posisi tidur yg baik? Tidur berbaring dengan posisi telentang adalah kurang sehat, karena menekan atau menyesakkan tulang punggung, bahkan kadangkala bisa menyebabkan kita ingin ke toilet/WC, juga tidur tengkurap atau menelungkup tidak praktis untuk pernapasan. Banyak tidur pada sisi kiri badan (menghadap ke kiri) bisa mengganggu kesehatan kita, karena menghimpit jantung sehingga sirkulasi darah terganggu dan mengurangi pasokan darah ke otak. Jika ini terjadi kita akan mengalami mimpi-mimpi sedih memilukan, mimpi buruk/seram (nightmares), bahkan berjalan dalam keadaan tidur (somnabulisme).

Posisi tidur terbaik menurut sains adalah pada sisi kanan tubuh (menghadap ke kanan). Fakta ini telah diuji melalui riset medis modern yang panjang untuk membuktikan kebenaran ajaran Islam yang berkualitas wahyu, sebagaimana Rasulullah Muhammad SAW menganjurkan kepada para pengikut beliau untuk tidur berbaring pada sisi badan bagian kanan. Dalam posisi tidur diusahakan agar kepala menghadap ke Utara dan kaki mengarah ke Selatan, sehingga tubuh tidak menolak arus/medan magnet konstan mengaliri sekujur tubuh dari kutub magnetik Utara menuju ke Selatan dan ‘terhubung’ lancar ke sistem syaraf kita.

Perlu diketahui dan diingat sehubungan dengan fenomena tidur ini, yaitu jika terdapat suatu keinginan, niat, ide di dalam pikiran kita sebelum tidur, maka hal-hal tersebut secara laten mengendap di dalam alam bawah sadar kita sepanjang malam dan tanpa disadari akan mempengaruhi pikiran dan tindakan kita. Sebagai contoh, jika seorang anak kecil tertidur dalam keadaan menangis, maka pada umumnya saat anak itu bangun dia akan menangis lagi. Selanjutnya, jika seorang bayi jatuh tertidur ketika sedang menyedot susu, ia juga akan membuat gerakan yang serupa ketika terbangun.

Oleh sebab itu, kita dianjurkan mengarahkan perhatian kita sebelum tidur pada hal-hal yang berhubungan dengan moral dan spiritual. Rasulullah Muhammad Saw menyuruh kaum Muslim untuk membaca dan merenungkan ayat-ayat Alquran, yaitu ayat kursi dan tiga surat terakhir dari Alquran sebelum tidur. Ayat-ayat tersebut tidak untuk diucapkan seperti jampi-jampi atau mantera. Sebagaimana diketahui, ayat-ayat tersebut banyak berbicara mengenai keagungan dan keindahan sifat-sifat Tuhan, dan hal ini akan memberikan kesan yang dalam serta kuat di alam pikiran kita. Merenungkan sifat-sifat ketuhanan tersebut akan membersihkan dan meninggikan rohani serta mendapat perlindungan Allah Swt terhadap segala godaan setan dan hal-hal yang merugikan.

Praktik seperti ini jika kita laksanakan dengan baik akan menjadi sumber yang besar bagi kekuatan moral. Tidak dianjurkan langsung tidur setelah makan malam. Ada pepatah lama mengatakan: “Berjalanlah sejauh 1 mil setelah makan malam, raihlah kebaikan untuk selamanya”. Islam juga menganjurkan kita agar secara khusus menjalankan salat Isya berjamaah di masjid. Perintah ini baik bagi jiwa maupun raga.